Bukan Hanya Taksi dan Ojeg, Tak Online Berarti Kalah - Cara Media Terkini - Demo berbuntut tindakan anarkis para sopir taksi yang memprotes layanan taksi online, sebuah contoh kalau tidak online berarti akan kalah. Itulah perkembangan zaman yang tidak bisa dihentikan. Mengapa layanan taksi dan ojeg online bisa mengalahkan taksi dan ojeg layanan konvensional, karena memang layanan itu lebih praktis.
Pemerintah tidak bisa menutup layanan transportasi online tersebut karena masyarakat memang memerlukannya. Aturan tentang transportasi harus berpihak ke masyarakat, bukan hanya berpihak pada pengusaha. Kalau masyarakat lebih nyaman dengan layanan online, mengapa harus ditutup atau dilarang? Meskipun layanan transportasi online belumlah sesuai dengan aturan, seharusnya dibuat regulasi. Pemerintah akan terlihat bodoh dan ketinggalan zaman kalau tidak mengadopsi perkembangan teknologi informasi ini.
Pemerintah, pengusaha, sopir taksi konvensional dan masyarakat, takan kuasa menentang kuasa zaman. Sekarang zamannya online. Khusus perusahaan taksi, tak ikut masuk ke sistem online, sekali lagi, itu berarti kalah tergilas zaman.
Beberapa usaha konvensional yang sekarang termehek-mehek karena aplikasi online misalnya juga biro perjalanan, toko-toko yang menjual barang-barang tertentu, dan lain-lain. Mereka yang tidak mengonlinekan usahanya, niscaya kalah bila ada aplikasi atau usaha online yang sejenis.
Lain biro perjalanan, lain Matahari Dept. Store. Bisa dibilang Matahari Dept. Store adalah perintis supermarket atau mall di Indonesia. Dulu sangat terkenal, gerainya di mana-mana di kota besar. Banyak pengusaha yang meniru Matahari. Tapi sekarang, Matahari juga dikenal sebagai toko online dengan merek (juga) Matahari Mall.
Matahari sadar di tengah maraknya toko online di internet, bahkan perusahaan dari luar negeri pun mencaplok beberapa toko online milik orang Indonesia, sehingga kini orang mulai lupa dengan Toko Bagus dan lebih mengenal OLX misalnya, bila ia tak ikut arus online, Matahari akan sepi. Milyaran rupiah Matahari gelontorkan untuk mempopulerkan Matahari Mall di internet.
Seharusnya perusahaan taksi konvensional pun sesigap Matahari. Begitu pangsa pasarnya digerorogoti taksi online semisal Grab Taksi dan Uber Taksi, perusahaan seperti Blue Bird, Ekspress, seharusnya juga bergerak ke arah pemasaran online.
Bukannya malah membiayai demo yang berakhir anarkis dan makin membuat brand mereka kalah dengan taksi online. Di sebuah polling, popularitas taksi online semakin menanjak dan taksi konvensional semakin menurun. Artinya, ini tuntutan zaman, mereka tak ikut online, siap-siap saja kalah dan bangkrut. [Teknologi Informasi]
Bukan Hanya Taksi dan Ojeg, Tidak Online Berarti Kalah
Beberapa usaha konvensional yang sekarang termehek-mehek karena aplikasi online misalnya juga biro perjalanan, toko-toko yang menjual barang-barang tertentu, dan lain-lain. Mereka yang tidak mengonlinekan usahanya, niscaya kalah bila ada aplikasi atau usaha online yang sejenis.
Lain biro perjalanan, lain Matahari Dept. Store. Bisa dibilang Matahari Dept. Store adalah perintis supermarket atau mall di Indonesia. Dulu sangat terkenal, gerainya di mana-mana di kota besar. Banyak pengusaha yang meniru Matahari. Tapi sekarang, Matahari juga dikenal sebagai toko online dengan merek (juga) Matahari Mall.
Matahari sadar di tengah maraknya toko online di internet, bahkan perusahaan dari luar negeri pun mencaplok beberapa toko online milik orang Indonesia, sehingga kini orang mulai lupa dengan Toko Bagus dan lebih mengenal OLX misalnya, bila ia tak ikut arus online, Matahari akan sepi. Milyaran rupiah Matahari gelontorkan untuk mempopulerkan Matahari Mall di internet.
Seharusnya perusahaan taksi konvensional pun sesigap Matahari. Begitu pangsa pasarnya digerorogoti taksi online semisal Grab Taksi dan Uber Taksi, perusahaan seperti Blue Bird, Ekspress, seharusnya juga bergerak ke arah pemasaran online.
Bukannya malah membiayai demo yang berakhir anarkis dan makin membuat brand mereka kalah dengan taksi online. Di sebuah polling, popularitas taksi online semakin menanjak dan taksi konvensional semakin menurun. Artinya, ini tuntutan zaman, mereka tak ikut online, siap-siap saja kalah dan bangkrut. [Teknologi Informasi]
No comments:
Post a Comment