Pembalap Harus Mencari Solusi Bukan Menyalahkan Michelin - Dovizioso enggan menimpakan kesalahan insiden jatuhnya di Le Mans kepada Michelin, karena menurutnya tantangan ini yang harus dihadapi setiap pebalap, sehingga mereka lah yang perlu untuk mencari solusi. Motor secepat apapun mempunyai batas-batasnya, apalagi ban yang selama balapan terus-terusan tergerus. Jadi pembalap harus bisa merasakan antara kecepatan dan daya cengkram ban setiap lapnya. Memaksakan kecepatan ketika batas kemampuhan ban sudah menurun bisa berakibat patal akibatnya. Cara Media Terkini akan menyoroti hal ini.
Ketika pemasok ban MotoGP berganti dari Brigstone ke Michelin, rata-rata pembalap mengeluhkan performa ban Michelin. Berbagai kritik ditujukan untuk Michelin. Namun tentu Michelin terus melakukan perbaikan, dan terbukti keluhan soal ban semakin berkurang, sebaliknya beberapa pembalap mulai memuji Michelin, termasuk Rossi yang awalnya banyak mengeluh soal ban.
Setiap tahun memang teknologi MotoGP terus berkembang dan menuntut adaptasi yang cepat dan akurat dari setiap pembalap. Ini tuntutan yang tidak bisa dihindari karena persaingan tiap team menjadi yang terbaik selalu menuntut perubahan. Terkadang perubahan-perubahan itu membawa sisi positif untuk satu hal, namun jadi kelemahan bagi hal yang lainnya dalam sebuah motor.
Pembalap yang bisa meraih hasil positif, tentunya mereka yang solid bekerja sama dengan team mekaniknya dalam mencari solusi settingan paling tepat atau mengatasi permasalahan motor di tiap sirkuit secara tepat.
Bila settingan yang tepat tak kunjung ditemukan, maka tugas pembalap berimproviasi bertahan dan berjuang selama balapan dengan kondisi motor saat itu dan perubahan atau penurunan performa motor, terutama ban selama balapan. Pembalap yang berhasil dalam beradaptasi dengan motor yang tidak sempurna, misalnya Marquez, tentu bisa meraih hasil positip.
Ketika pemasok ban MotoGP berganti dari Brigstone ke Michelin, rata-rata pembalap mengeluhkan performa ban Michelin. Berbagai kritik ditujukan untuk Michelin. Namun tentu Michelin terus melakukan perbaikan, dan terbukti keluhan soal ban semakin berkurang, sebaliknya beberapa pembalap mulai memuji Michelin, termasuk Rossi yang awalnya banyak mengeluh soal ban.
Dovi, setiap pembalap harus mencari solusi sendiri |
Pembalap Harus Mencari Solusi Bukan Menyalahkan Michelin
Bahkan Lorenzo dengan ban Michelin, bisa memecahkan rekor kecepatan Marquez yang dulu dicetaknya ketika menggunakan ban Brigstone yang dibuat di sirkuit Le Mans. Itu artinya performa ban Michelin memang semakin membaik, atau bahkan pembalap mulai dapat beradaptasi dengan karakter ban Michelin.Baca Juga : Masalah Marquez adalah Motor Honda
Setiap tahun memang teknologi MotoGP terus berkembang dan menuntut adaptasi yang cepat dan akurat dari setiap pembalap. Ini tuntutan yang tidak bisa dihindari karena persaingan tiap team menjadi yang terbaik selalu menuntut perubahan. Terkadang perubahan-perubahan itu membawa sisi positif untuk satu hal, namun jadi kelemahan bagi hal yang lainnya dalam sebuah motor.
Pembalap yang bisa meraih hasil positif, tentunya mereka yang solid bekerja sama dengan team mekaniknya dalam mencari solusi settingan paling tepat atau mengatasi permasalahan motor di tiap sirkuit secara tepat.
Jangan Lewatkan : Dovi Lagi-Lagi Terjatuh, Langganan Jatuh, Bro?
Bila settingan yang tepat tak kunjung ditemukan, maka tugas pembalap berimproviasi bertahan dan berjuang selama balapan dengan kondisi motor saat itu dan perubahan atau penurunan performa motor, terutama ban selama balapan. Pembalap yang berhasil dalam beradaptasi dengan motor yang tidak sempurna, misalnya Marquez, tentu bisa meraih hasil positip.
Jadi pembalap yang sukses meraih hasil positif tidak semata-mata didukung oleh settingan motor yang tepat, namun juga didukung oleh kemampuhan adaptasi terhadap kondisi motor selama balapan, plus tentu saja keberuntungan. [Pembalap Harus Mencari Solusi]
No comments:
Post a Comment